Putra Joe Biden, Hunter, mengaku bersalah dalam persidangan penggelapan pajak pada Kamis waktu Amerika Serikat (AS). Pengakuannya muncul tanpa mencapai kesepakatan yang dimintanya dengan jaksa penuntut.
Mengutip AFP, pria berusia 54 tahun itu mengakui sembilan tuduhan terkait dengan kegagalan membayar pajak sebesar US$1,4 juta atau sekitar Rp21,5 miliar selama dekade terakhir. Menurut jaksa penuntut, uang tersebut ia gunakan untuk hidup mewah, membeli jasa pekerja seks, dan kecanduan narkoba.
“Saya tidak akan membuat keluarga saya menderita lebih banyak lagi, lebih banyak pelanggaran privasi, dan rasa malu yang tidak perlu,” media AS melaporkan pernyataan Hunter, dikutip Jumat (6/9/2024).
“Jaksa tidak berfokus pada keadilan, tetapi pada merendahkan martabat saya atas tindakan saya selama kecanduan,” tulisnya lagi.
Hakim Distrik AS Mark Scarsi menetapkan hukuman pada tanggal 16 Desember 2023. Hunter menghadapi hukuman hingga 17 tahun penjara dan denda lebih dari US$1 juta (Rp15,3 miliar).
Hunter telah menghabiskan sebagian besar tahun 2024 di pengadilan, setelah dihukum di Delaware karena berbohong tentang penggunaan narkoba saat membeli senjata. Ini merupakan tindak kejahatan meski dia belum dijatuhi hukuman atas hal tersebut dan dapat menghadapi hukuman penjara hingga 25 tahun.
Sementara itu, sebenarnya, Presiden Biden memiliki wewenang untuk mengampuni putranya. Tetapi dia mengatakan tidak akan melakukannya.
Ini pun ditegaskan kembali oleh Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa posisinya tidak berubah.
“Itu masih sangat ‘tidak’,” katanya.
Berharap Tak Dihukum Penjara
Pengakuan Hunter sendiri itu muncul pada hari pemilihan juri untuk persidangan. Ia menawarkan untuk mengaku bersalah dengan harapan mencapai kesepakatan tanpa hukuman penjara.
Hunter mengajukan apa yang disebut “pembelaan Alford”, di mana ia akan mengakui kesalahannya karena kemungkinan besar akan dihukum tetapi tetap mempertahankan ketidakbersalahannya, ditolak. Namun tidak ada kesepakatan yang terwujud dan Hunter mengajukan pengakuan di pengadilan terbuka.
“Saya ingin memperjelas: AS menentang pembelaan Alford,” jaksa Leo Wise mengatakan kepada pengadilan.
“Hunter Biden tidak tidak bersalah, ia bersalah,” tambahnya.
Pembunuhan Karakter?
Pengacara Hunter menilai Hunter dibawa ke pengadilan, hanya karena jati dirinya, sebagai anak Presiden. Ini pun dimaksudkan untuk “membunuh karakternya”.
“Mereka ingin menjelek-jelekkannya karena itulah tujuannya,” kata pengacara Biden, Mark Geragos, dalam sidang bulan Agustus yang menuduh jaksa melakukan percobaan pembunuhan karakter.
Tim pembela Hunter berpendapat bahwa tidak membayar pajak merupakan kelalaian dalam kehidupannya yang kacau akibat kecanduan narkoba. Trauma kehilangan kakak laki-lakinya, Beau, karena tumor otak pada tahun 2015, juga disangkut-pautkan.
“Saya telah bersih dan sadar selama lebih dari lima tahun karena saya mendapatkan cinta dan dukungan dari keluarga saya. Saya tidak akan pernah bisa membalas mereka karena telah hadir untuk saya dan membantu saya melewati saat-saat terburuk saya,” kata Hunter.
“Tetapi saya dapat melindungi mereka agar tidak dipermalukan di depan umum karena kegagalan saya,” ujarnya lagi.
Hunter sendiri telah membayar pajak tertunggak, serta denda yang dijatuhkan oleh pihak berwenang, dan sebelumnya telah mencapai kesepakatan pembelaan yang akan membuatnya tidak masuk penjara. Kesepakatan itu gagal pada menit terakhir, dan Hunter diketahui telah berusaha mencapai kesepakatan lain sejak saat itu.