Di Tengah Isu Akuisisi, Laba PaninBank (PNBN) Jeblok 18,98%

Bank Panin

PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) atau PaninBank mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,30 triliun, terkoreksi 18,98% secara tahunan (yoy) dari periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp2,83 triliun.

Itu tidak terlepas dari anjloknya pendapatan bunga bersih sebesar 5,38% yoy menjadi Rp6,68 triliun pada September 2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp7,06 triliun.

“Kenaikan suku bunga yang terjadi selama tahun 2024 telah menyebabkan turunnya Margin Bunga Bersih (NIM) menjadi 4,44% dibanding periode yang sama tahun 2023 sebesar 5,06%, yang menekan kemampuan Bank membukukan laba,” ujar Presiden Direktur PaninBank, Herwidayatmo dalam keterangannya, dikutip Senin (28/10/2024).

Kredit yang diberikan mencapai Rp. 149,02 triliun, naik 6,26% dibanding posisi akhir September 2023. Pertumbuhan kredit didukung segmen Ritel khususnya KPR yang naik 6,47% serta segmen Komersial yang naik 3,84%. Dengan pertumbuhan tersebut porsi kredit Ritel dan Komersial kini mencapai 56,43% dari total kredit, dan sisanya segmen Korporasi.

PaninBank berhasil mempertahankan kualitas kredit yang diberikan dengan Non-Performing Loan (NPL) di level yang aman. NPL gross berhasil diturunkan menjadi 3,17% dari periode yang sama tahun 2023 sebesar 3,70%, sedangkan NPL net berhasil dijaga pada level 1,09%.

Pada pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik sebesar 6,09% yoy mencapai Rp153,08 triliun dengan porsi dana murah atau CASA mencapai 42,99%.

Lantas, rasio likuiditas Loan-to-Deposit Ratio (LDR) berada pada posisi optimum sebesar 91,78% di bulan September 2024.

Total aset konsolidasi per 30 September 2024 sebesar Rp230,6 triliun, tumbuh 3,86%, dan total Posisi likuiditas Bank terjaga dengan baik dengan pertumbuhan

Pada awal Oktober 2024 Bank Panin berhasil menyelesaikan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan IV Bank Panin Tahap II Tahun 2024, dengan jumlah Pokok Obligasi yang diterbitkan sebesar Rp. 3,91 triliun. Seluruh dana hasil penerbitan Obligasi Berkelanjutan tersebut, setelah dikurangi biaya-biaya Emisi, akan dipergunakan untuk modal kerja dalam rangka pengembangan usaha terutama dalam pemberian kredit.

Disamping itu, hingga Kuartal III tahun 2024 Bank Panin membukukan biaya penyisihan penghapusan kredit sebesar Rp. 902,99 miliar. Dari sisi permodalan terus ditingkatkan dan telah mencapai Rp. 52,2 triliun dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 34,08%.

Seperti diketahui, saat ini tengah bergulir isu akuisisi PaninBank.

Rumor pasar terbaru menyebut raksasa bank asal Malaysia Maybank hendak berminat mengakuisisi bank milik Mu’min Ali Gunawan itu dengan harga setara 1,7 kali nilai buku atau price to book value (PBV).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengaku belum mendapatkan informasi mengenai rencana tersebut. Menurutnya, itu adalah rumor pasar saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*