Sejumlah saham yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di 2024 terpantau memiliki kinerja saham yang cukup baik sejak penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) hingga sesi I hari ini.
Dari 34 saham IPO 2024, terpantau ada 17 saham yang berkinerja positif sejak IPO hingga sesi I hari ini. Adapun dari ke-17 saham tersebut, tiga diantaranya berhasil melesat hingga ratusan persen.
Saham PT Remala Abadi Tbk (DATA) menjadi yang paling baik kinerja sahamnya, di mana sejak IPO di harga Rp 188/saham hingga sesi I hari ini di harga Rp 665/saham, maka saham DATA sudah meroket 253,72%.
Bahkan pada perdagangan 10 September lalu, saham DATA sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masanya (all time high/ATH) di Rp 700/saham.
DATA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dan perdagangan yang memproduksi berbagai macam produk jasa penyediaan layanan internet.
Produk jasa penyediaan layanan internet yang diproduksi oleh DATA mencakup layanan internetbroadband, layananlocal link, layananmanage service(setting IOT, IP
CAM, VOIP, Wifi Device),server collocation, serta penyedia konektivitas/instalasi Fiber Optic untuk Business to Business dan Multimedia.
Selain saham DATA, ada saham PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk (MKAP) yang terbang 230,43% sejak IPO di posisi Rp 115/saham menjadi Rp 380/saham pada sesi I hari ini.
MKAP sendiri bergerak ada sektor energi dengan sub industri jasa & perlengkapan minyak, gas, & batu bara. Pengendali dari MKAP ialah Sani Handoko. Ia juga menjabat komisaris utama perseroan.
Berikut saham IPO 2024 yang berkinerja positif.
Kinerja beberapa saham IPO 2024 sudah mulai cukup baik. Namun, masih ada 17 saham yang berkinerja buruk sejak IPO hingga sesi I hari ini.
Meskipun begitu, 17 saham IPO 2024 yang sudah berkinerja baik cenderung tidak terlalu terpengaruh terhadap kabar dari kasus gratifikasi yang mencuat hingga kini.
Bahkan, BEI mengatakan bahwa target IPO 2024 juga tidak terpengaruh dari kasus gratifikasi tersebut. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyatakan bahwa meskipun ada kasus gratifikasi, target IPO tetap tidak mengalami penurunan.
“Saya kira penurunan target tidak ada, semua proses tetap dijalankan sebagaimana mestinya,” ujar Jeffrey saat berbicara dengan media di BEI, Senin (2/9/2024).
Lebih lanjut, Jeffrey mengungkapkan bahwa hingga akhir 2024, masih ada sekitar 25 hingga 30 emiten yang dijadwalkan melakukan IPO.
“Yang di pipeline kita masih ada sekitar 25-30 perusahaan, dan itu semua akan diproses sesuai dengan SOP yang ada,” jelasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya lima karyawan BEI diduga menerima gratifikasi untuk meloloskan emiten ke pasar saham.
Berdasarkan surat yang beredar, manajemen BEI telah memutuskan hubungan kerja (PHK) terhadap lima karyawan di Divisi Penilaian Perusahaan BEI.
Kelima karyawan tersebut diduga menerima uang sebagai imbalan untuk memuluskan proses penerimaan calon emiten agar dapat listing di bursa.